Cari Blog Ini

Rabu, 25 April 2012


aku 15 tahun kemudian

Dulu sering saya bertanya pada diri saya sendiri, “besok kalo sudah dewasa, mau jadi apa?”. Pasti waktu dulu kita masih TK atau mungkin SD jaga pernah di tanya tantang cita-citanya. Kenapa hal tersebut jadi penting? Karena dengan cita-cita seseorang jadi punya tujuan hidup yang ia tuju dan di usahakan agar yang menjadi tujuanya itu tercapai. Terus, apa yang manjadi cita-citaku atau sesuatu yang saya dan anda impikan? Apa yang aku perjuangkan dari kini hingga dewasa nanti?
Kini 15 tahun sudah berlalu, perjuangan dan kerja kerasku sudah tercapai alhamdulillah kalau memang seperti itu, hahaha. Ternyata yang aku cita-citakan selama ini adalah bisa pensiun lebih muda daripada orang lain. Usaha yang kurancang sejak dari waktu awal lulus SMA kini sudah ada wujudnya, ternyata sudah tidak ngambang lagi di hayalanku. Aku beriman aku percaya bahawa yang aku inginkan kini sudah terjadi. Bisa punya produk yang dipasarkan yang diminati banyak orang dan juga punya toko sendiri untuk memasarkannya. Ini sungguh sangat luar biasa, dimana orang lain masih harus bekerja dengan hanya memperoleh gaji sampai 200juta per bulan, saya bisa tetap mendapatkan pasif income/omset sampai dengan 20 juta per hari dari usaha yang saya jalankan. Kaya mana antara 200juta/bulan atau 20juta perhari? Anda pasti bilang kalau 200juta/bulan lebih kaya. Belum tentu, karena yang namanya kaya itu relatif. Bisa saja yang penghasilanya 200juta biaya hidaupnya 180juta per bulan. Gimana kalau dia sudah tidak lagi bekerja? Dari yang saya dengar bahwa ukuran kekayaan seseorang adalah bila pendapatannya lebih besar dari pada biaya hidupnya saat dia tidak bekerja.
Apa itu mungkin bisa mendapatkan 20juta dalam satu hari tanpa bekerja. Oh tentu bisa, bila anda tau caranya, tapi bagi yang tidak tahu atau mungkin belum tahu caranya dia bisa saja bilang itu mustahil. Simpel saja, mungkin anda dapat mendirikan usaha sendiri atau melakukan investasi. Tapi apa memang ada yang sapai dapat segitu dalam sehari? Tentu saja ada bahkan lebih, sebagai contoh penghasilan dari mark zuckerberg dari dia membuat jejaring sosial facebook penghasilanya RP 53.167.422,00 per hari. Pada tahun 2011 lalu, salah satu pemuda terkaya ini memiliki gaji pokok sebesar 500.000 dollar AS. Bahkan, ia juga mendapat bonus sebesar 220.500 dollar AS pada pertengahan tahun pertama 2011.
Tidak hanya itu, dalam dokumen tersebut juga dibocorkan bahwa Zuckerberg menerima kompensasi lain sebesar 789.529 dollar AS, termasuk 692.679 dollar AS untuk ongkos penggunaan dan penyewaan pesawat pribadi yang berhubungan dengan program keamanan untuk keluarga dan teman-temannya selama tahun lalu.
 Perlu anda ketahui bahwa hidup itu butuh usaha dan kerja keras. Seperti yang saya rasakan selama ini, bahwa kegagalan adalah hal yang biasa. Wajar bila mencoba sesuatu terus gagal, karena hal itu bisa saja terjadi. Tetapi banyak prinsip yang saya pegang, diantaranya bahwa kegagalan itu bukan berarti gagal, yang gagal adalah orang yang tidak mau mencoba karena dia tidak tahu caranya atau tahu caranya tapi tetap tidak mau mencoba karena dia merasa ragu-ragu.
Kenapa kita merasa ragu-ragu? Karena pada prinsipnya manusia hidup itu untuk mencari nikmat menghindarin sengsara. Bila kita tahu kalau ingin sukses harus mengerjakan itu, tetapi ternyata untuk mencobanya terkait denyan sengsara. Misalnya “wah capek”, “kalo kerja kayak gini nanti kringetan, panas, nanti kulitnya hitam”, atau “ah malas”. Kalau mengeluh seperti itu dapat dipastikan dia tidak akan mau mencoba atau bila mencoba pun pasti hasilnya kurang maksimal.
Terus gimana caranya agar saya mau mencoba? Mungkin usaha pertama yang harus saya lakukan adalah membuat goal, dimana goal itu sesuatu yang sangat-sangat kita inginkan yang harus kita dapatkan.  Kemudian kita terapkan sistem pertanyaan yang kita yakini “bahwa akan menjadi nikmat yang amat sangat apabila kita mencapai goal kita dan sengsara dan penderitaan dan juga sesal yang amat sangat bila kita tidak mencapai goal kita”. Lalu apa lagi? Yang perlu kita ketahui adalah kenikmatan dan sengsara itu sifatnya relatif, nah bisa gak yang tadi kita rasa sebagai sengsara kita ganti dengan nikmat? Misalnya yang tadi merasa panas, nanti hitam misalnya kita bisa gunakan sun blok atau “setelah melakukan hal itu nanti saya mau renang ah, biar seger”. Ahaaaah, itu bisa kita coba. Kenapa kita buat mind set kita seperti itu, karena sekali lagi saya ulangi bahwa manusia hidup mencari nikmat menghindari sengsara. Bila kegagalan terkait kesengsaraan yang amat sangat dan  keberhasilan terkait dengan nikmat yang amat sangat, maka dia akan bekerja keras dan mencari berbagai cara agar bisa berhasil.
Lah bagaimana bila kita sudah yakin dan mau mencoba ternyata usaha kita gagal? Wah cilaka, sengsara banget hidupku! Kayaknya gak ada gunanya lagi hidup, mendingan mati aja! Tapi caranya gimana ya, apa aku harus minum racun? Owh, tunggu dulu, anda baru gagal satu kali. Ingat, gagal itu adalah hal biasa, karena banyak juga orang yang sukses yang memiliki perusahaan besar dan punya banyak cabang seperti contoh perisahaan mc donal atau alfamart atau yang lain pasti pernal juga mencoba menbuka cabang dan akhirnya gagal. Dan sekali lagi perlu kita ingat bahwa orang yang gagal adalah orang yang tidak mau mencoba. Kalau kita sudah mencoba dan ternyata “gagal”, itu bukan berarti gagal dalam arti yang sebenarnya, cuman keberhasilan kita tertunda. Dan itu tandanya Anda masih punya banyak waktu untuk belajar dari kegagalan tersebut atau belajar dari orang lain agar tidak gagal lagi. Lalu barapa batasan maksimal kita gagal, hahaha? Ingat bahwa gagal bukanlah sesuatu yang kita inginkan, jadi gagal itu cukup satu kali karena kita tidak mungkin menganggarkan biaya kegagalan dalam laporan keuangan kita.
Tetapi yang saya ketahui dari guru saya Bapak sun haji ketika belajar ta’lim mutaalim, beliau mengatakan bahwa maksimal gagal adalah enam kali. Kadang ada orang yang mungkin karena saking yakinnya atau mungkin karena begitu semangatnya dan juga ngeyel hingga meskipun telah gagal puluhan kali dia terus-menerus mencoba lagi. Gagal kemudian coba lagi, gagal kemudian coba lagi, dicoba terus. Nah apa itu baik? Mungkin bisa jadi dia salah belajar dari kegagalan-kegagalanya, atau mungkin juga dia palah tidak belajar sama sekali dari kegagalnya, atau barang kali dia memang tidak bakat dalam hal itu makanya dia gagal terus. Untuk pendapat yang terakir disarankan untuk mencoba hal lain yang mungkin lebih sesuai dengan bidang atau keahliannya.
Nah terus bagaimana supaya cukup satu kali mencoba dan langsung berhasil? Apa rahasianya? Ya, pasti ada rahasianya. Rahasianya yang pertama adalah belajar dari yang terbaik. Ternyata belajar dari orang lain itu akan lebih efektif dan lebih hemat bila dibandingkan kalau kita belajar sendiri. Kalau kita belajar sendiri itu akan dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal, karena kita harus beli buku sendiri kemudian membacanya satu per satu kemudian mempraktekkannya, kalau gagal baca buku kali kemudian praktek lagi, wah tidak efektif.
Tapi akan lain bila kita belajar dari orang lain yang dia sudah belajar banyak hal, belajar dari banyak buku, dan dia sudah berhasil mempraktekkannya. Tentunya kita akan lebih mudah belajar dari mereka. Caranya gimana? Kita bisa belajar dengan cara menjadi karyawan perusahaan besar sebelum kita membuat usaha kita sendiri. Atau bisa juga kita belajar dengan mengikuti seminar dan traning-traning dari mereka. Saya sangat yakin belajar yang seperti ini akan jauh lebih efektif.
Misalnya kita mau belajar sepak bola, kita akan lebih ahli bila misalkan kita balajar dari jose mourinho pelatih real madrid atau belajar dari cristiano ronaldo bila di bandingkan dengan misalnya di latih oleh pelatih indonesia atau di latih sama teman sendiri atau mungkin berlatih sendiri. Contoh lain misalnya dalam bejar matematik atau matapelajaran lainnya. Contohnya saya sendiri, dulu dari SD saya tidak pernah mendapatkan ranking di kelas. Nilai saya selalu rendah dan sangat minim sekali untuk naik kelas atau lulus. Pertanyaanya kenapa? Karena waktu kecil dulu saya sangat malas sekali untuk belajar. Saya tidak ada sedikitpun motivasi untuk balajar karena balajar terkait dengan sengsara shingga lebih mending main sari pada belajar. Sampai SMP kalas satu pun nilai saya tetap tidak berubah dan masih saja di bawah nilai teman-teman yang lain. Tapi, setelah saya naik kelas dua saya bisa menjadi rangking 2 di kelas yang jumlah siswanya 48 orang dan bisa rangking 5 dari lima kelas yang jumlah siswanya 240 orang. Wah sungguh peningkatan yang sangat-sangat luar biasa. Terus apa rahasianya, rahasianya adalah pada waktu itu saya duduk dengan teman saya yang rangking satu. Kalau ada tugas kita belajar bareng sehingga saya tahu cara belajarnya dia.
Yang kedua saya ingat waktu ngaji muhtasor ihya ‘uludin bareng Bapak pengasuh, beliau ngendika bahwa suatu usaha akan berhasil apabila:
1.      Tahu ilmunya;
2.      Mau bergerak atau keinginan untuk take action;
3.      Dilatih untuk ringan, hingga tubuh kita menjadi terlatih;
4.      Kempuan mengekspresikan tindakan: apa aja? Yang pertama tahu bagaimana caranya ketawa yang mengundang simpatik, yang kedua melatih mental kita untuk berani ngomong di depan atau berani unjuk gigi, kemudian mampu melakukan komunikasi yang efektif sehingga tidak ada miss komunikasi dengan apa yang kita sampaikan, dan yang terakhir dan sangat penting juga adalah bahasa tubuh (gesture) karena faktanya pemilihan kata dan susunan kata hanya mempengaruhi perasaan atau arti 7%, kemudian kwalitas suara,nada kita, tekanan suara kita dan warna suara kita itu mempengaruhi 38% dari perasaan kita,lalu yang 55% apa? Ternyata yang paling mendominasi dan sangat-sangat mempengaruhi orang lain adalah gerakan kita.
Semua itu sangat diutuhkan banget.
            Itulah yang membuat saya dan anda yakin bahwa hidup kita bisa sukses. Semoga ini bisa menjadi motifasi bagi diri saya sendiri agar 15 tahun kemudian mampu untuk mewujudkannya. Dan juga bagi pembaca supaya bisa terus menerus meningkatkan kualitas diri dan mampu mangubah hidup kita menjadi sukses. Apabila ada kesalahan saya pribadi mohon maaf. Terimakasih....

Selasa, 21 Februari 2012


PEMASARAN GLOBAL/PEMASARAN INTERNASIONAL


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Manajemen Pemasaran

Disusun oleh :
Charisah (10390106)
Ali Akbar  Ayatuloh (10390134)
Bambiny De Andreant ( 08390016)

Dosen :
Joko Setyono, SE .


KEUANGAN ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011


BAB I
PENDAHULUAN

Pemasaran (marketing) adalah sebuah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, pemberian harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan jasa yang dapat menciptakan pertukaran (penjualan) yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Sedangkan pemasaran internasional adalah perpanjangan dari aktivitas-aktivitas tersebut dengan melintasi batas negara. Agar sebuah perusahaan dapat melakukan pemasaran yang baik, maka diperlukan manajemen pemasaran internasional yang baik. Kadangkala marketing atau pemasaran merupakan bagian yang terpisah dari sebuah perusahaan. Hubungan interrelasi ini merupakan sebuah hubungan yang vital, sehingga sebuah menajemen pemasaran internasional harus mampu memahami tujuan sebuah perusahaan, sehingga dapat bersinergi dengan baik.
Manajemen pemasaran internasional merupakan sebuah area fungsional yang terintegrasi, antara manajemen sumber daya manusia, keuangan, akuntansi, dan manajemen operasional. Maksudnya, dalam hal ini keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam menjalankan strategi pemasaran, tiap perusahaan dapat memilih mana yang paling sesuai bagi produk dan sasaran pasarnya. Misalnya saja dengan mengurangi ongkos atau biaya produksi, penggunaan material dengan biaya yang lebih rendah, dan menentukan margin keuntungan dengan lebih rendah. Bagi beberapa perusahaan, biaya pemasaran yang rendah seringkali dianggap lebih menguntungkan dan membantu mendapatkan profit yang lebih besar dengan menekankan pada kuantitas. Cara ini sering disebut sebagai international business strategy yang menekankan pada cost leadership. Sebuah perusahaan juga dapat mengadopsi sistem lain yang disebut dengan focus strategy. Pada strategi ini, seorang manajer pemasaran akan fokus pada suatu segmen pasar tertentu atau wilayah tertentu. Misalnya saja, produsen jam tangan Swatch memfokuskan pasarnya pada kalangan remaja, sehingga kemudian pemasarannya juga sangat “anak muda”. Perbedaan strategi pemasaran ini merupakan preferensi masing-masing perusahaan, disesuaikan dengan pangsa pasar masing-masing produk.
Selain itu, lokasi pemasaran juga menjadi pertimbangan penting, terkait dengan kestabilan perekonomian dan daya beli serta selera masyarakat di tempat atau negara tersebut. Selain itu, kultur, level kompetisi, jaringan distribusi, dan ketersediaan infrastruktur juga menjadi pertimbangan penting bagi pelaku pemasaran. Setelah menentukan tempat, kemudian diperlukan langkah-langkah yang disebut dengan marketing mix, yang terdiri dari; (1) bagaimana mengembangkan produk perusahaan, (2) bagaimana memberi harga produk tersebut, (3) bagaimana menjual produk tersebut, dan (4) bagaimana mendistribusikan produk tersebut hingga ke konsumen.
Saat sebuah produk dipasarkan secara internasional, maka produk itu akan bersinggungan dengan bermacam-macam budaya dan karakteristik masyarakat lokal. Oleh karena itu, kemudian terdapat pertanyaan, haruskah latar belakang itu menjadikan sebuah produk menjadi harus disesuaikan atau distandarisasi secara internasional? Terdapat tiga pendekatan untuk menjelaskan hal ini, yaitu; pendekatan etnosentrisme, pendekatan polisentrisme, dan pendekatan geosentris. Pendekatan etnosentrisme berpendapat bahwa suatu produk dapat dipasarkan dengan bentuk yang sama di seluruh negara. Maksudnya, pendekatan ini percaya bahwa suatu barang yang laku di Negara asalnya akan laku juga jika dijual di negara lain. Pendekatan polisentrisme menekankan pada penyesuaian antara suatu produk dengan tempat produk itu dipasarkan. Sedangkan pendekatan geosentrik menekankan pada standarisasi produk dan strategi pemasaran sehingga sama di seluruh dunia. Pilihan untuk menstandarisasi maupun customizing ini merupakan pilihan perusahaan karena memiliki kelebihan dan kekurangan amsing-masing. Standarisasi memiliki kelebihan di penghematan biaya, baik biaya pemasaran maupun biaya penelitian dan pengembangan. Sedangkan kustomisasi memiliki kelebihan dalam penerimaan, karena menyesuaikan dengan perbedaan legal, perilaku, dan perbedaan kegunaan antara satu negara dengan negara lain.
Dalam mempertimbangkan apakah suatu perusahaan akan memilih untuk menstandarkan atau menyesuaikan produk, perusahaan tersebut pasti memiliki beberapa faktor yang menjadi pertimbangan. Pertama, yaitu kekuatan legal. Misalanya saja di suatu negara terdapat peraturan yang membatasi level alkohol pada suatu minuman, maka suatu perusahaan bir harus mematuhi aturan itu ketika akan memasarkan produknya di negara tersebut. Kedua, yaitu pengaruh kultural yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pengemasan produknya, misalnya, atau membuat inovasi dengan produk tersebut. Misalnya saja, Mc Donald di Asia Tenggara menambahkan nasi sebagia menu tambahan di gerai mereka. Ketiga, faktor ekonomi. Misalnya saja, perusahaan sampo lebih memilih untuk menambah pasokan produknya dalam bentuk sachet karena lebih terjangaku harganya. Keempat, merek produk tersebut. Misalnya saja Coca Cola menamakan produknya dengan Diet Coke saat dijual di Amerika Utara, sedangkan mereka memberi nama produknya Coca Cola Light saat dijual di negara lain.
Setelah pembuatan produk, maka langakh selanjutnya adalah pemberian nilai atau pricing. Pada prinsipnya, suatu perusahaan pasti emmiliki salah satu sistem dari tiga sistem pemberian harga, yaitu standard price policy, two-tiered pricing, dan market pricing. Pada sistem pertama, harga suatu barang akan sama sekalipun dijual di negara lain. Sedangkan sistem kedua adalah dengan menetapkan harga produk jika dipasarkan secara domestik dan harga produk jika dipasarkan di negara lain. Sedangkan sistem ketiga adalah pemberian harga berdasarkan pasar di masing-masing tempat dengan tujuan untuk mencapai keuntungan sebanyak-banyaknya.
Setelah pemberian harga selesai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan promosi. Promosi ini kemudian dibagi menjadi iklan, penjualan personal, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat (public relations) yang disebut sebagai promotion mix. Dalam periklanan terdapat tiga faktor, yaitu pesan, media, dan parameter. Pesan adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengiklan kepada konsumennya. Sedangkan media adalah sarana komunikasi yang digunakan oleh produsen untuk menyampaikan pesan. Media ini dapat berupa media cetak, elektronik, audio, visual, maupun audio visual. Penggunaan media iklan ini juga dipengaruhi oleh kemmapuan perekonomian suatu negara. Misalnya saja, di negara maju iklan-iklan banyak dipasang di internet dan videotron. Selain itu, parameter iklan juga harus jelas, apakah iklan itu akan digunakan secara global ataukah secara parsial setiap negara. Tentu saja, kultur akan mempengaruhi hal ini. Nilai-nilai di suatu negara belum tentu dapat diterapkan secara universal di negara lain. Selain itu, iklan juga dapat dilakukan dengan cara membangun hubungan masyarakat (public relations) yang berusaha untuk membangun image baik perusahaan. Logika sederhananya, ketika citra suatu perusahaan itu baik, maka kepercayaan akan meningkat sehingga permintaan terhadap produk perusahaan itu akan meningkat.
Langkah terakhir, yaitu distribusi. Distribusi ini menyangkut juga pilihan tempat dan cara untuk mencapai tempat tersebut. Selain itu, waktu juga mempengaruhi distribusi barang. Maksudnya, ketika distribusi cepat maka pelayanan perusahaan tersebut dianggap memuaskan. Selain itu, sebuha perusahaan juga harus menentukan jaringan distribusi mana yang akan digunakan. Sedikitnya terdapat empat bagian utama dari distribusi, yaitu; (1) pabrik yang memproduksi barang atau jasa, (2) wholesaler yang membeli produk dari pabrik dan menjualnya kembali ke retailer, (3) retailer yang membeli dari wholesaler dan menjualnya kepada konsumen, dan (4) konsumen yang membeli produk untuk konsumsi final. Penentuan agen distribusi ini juga merupakan salah satu pertimbangan bagi produsen agar mendapatkan keuntungan maksimal dan juga mendapatkan kepuasan pelanggan.






BAB II
PEMBAHASAN

a)      STANDARISASI
Perusahaan memiliki empat alternatif pokok dalam mendekati pasar internasional, yaitu :
1. Menjual produk seperti yang ada di pasar internasional
2. Memodifikasi produk untuk negara-negara yang berbeda dan/atau wilayah
3. Merancang produk baru untuk pasar asing
4. Memasukkan segenap perbedaan ke dalam satu desain produk dan memperkenalkan sebuah produk global.
Perusahaan dapat mengidentifikasi pasar sasaran potensial dan kemudian memilih produk yang dengan mudah dapat dipasarkan di luar negeri dengan atau tanpa modifikasi.
Faktor-faktor yang mendorong standarisasi
1. Skala ekonomis dalam produksi
2. Ekonomis dalam penelitian dan pengembangan
3. Ekonomis dalam pemasaran
4. Mobilitas konsumen
5. Citra negara asal
6. Produk industrial
7. Operasi lewat ekspor
Faktor-faktor yang mendorong adaptasi produk
1. Kondisi penggunaan yang berbeda
2. Pengaruh pemerintah
3. Tingkat urbanisasi
4. Konvergensi selera
Atribut produk di pasar internasional
1. Keistimewaan produk
2. Pemberian merek (lokal atau internasional ?)
3. Standar produk
4. Packaging & labelling
b)     Kebijakan Garansi
Garansi (warranty) adalah janji penjual bahwa produk melakukan apa yang seharusnya dilakukannya. Garansi merupakan suatu jaminan tertulis berbagai tanggung jawab produsen manakala sebuah produk tidak berkinerja secara memadai. Bentuk garansi bisa berupa tanggung jawab atas reparasi atau penggantian onderdil yang rusak.
Dalam pemasaran internasional yang menjadi perhatian adalah :
1. Haruskah produsen memberikan garansi yang sama seperti di pasar domestik ?
2. Haruskah perusahaan mempertahankan garansi yang sama untuk semua pasar atau mengadaptasinya ?
3. Haruskah perusahaan menggunakan garansi sebagai senjata kompetitif ?
Tambahan
a)      Garansi produk melindungi perusahaan terhadap klaim yang tidak masuk akal dengan membatasi kewajiban perusahaan
b)      Aspek promosional dari garansi besar kemungkinan berubah dalam pemasaran internasional
c)      Segmentasi
Para pemasar internasional juga memutuskan, berdasarkan atribut sebuah produk, segmen pasar mana yang akan mereka bidik. Akankah keputusan segmentasi yang dibuat untuk pasar domestik dapat dibawa ke pasar asing? Perusahaan juga perlu menetapkan apakah akan menstandarisasi penentuan posisi atau citra sebuah produk untuk semua negara. Apakah perusahaan ingin menjual kepada segmen pelanggan yang sama untuk semua negara, atau perusahaan ingin menjual produk yang sama (produk yang terstandarisasi), tetapi ke segmen yang berbeda di berbagai negara (karena mungkin produk terstandarisasi menarik bagi segmen yang berbeda di negara-negara yang berbeda) ?
d)     JASA
Setiap kegiatan, manfaat, dan sebagainya yang pada dasarnya tidak berwujud, ditawarkan oleh produsen kepada konsumen yang pada dasarnya tidak mengakibatkan perpindahan hak milik.
Sifat Jasa:
a)      Intangibility
b)      Inseparability
c)      Perishability
d)     Variability
Ciri-ciri khusus Pasar Internasional untuk Jasa:
a)      Proteksionisme yang lebih besar
b)      Kontak langsung dalam hubungan pertukaran
c)      Keekonomian lokasi
e)      Product Counterfeiting
Merupakan tindakan penggunaan tanpa izin berbagai bentuk hak milik intelektual dan industrial seperti hak paten, desain produk, dan merek dagang. Bentuknya antara lain:
  1. Bajakan: Desain dan merek dagang barang asli ditiru, dan tiruan tersebut dipasarkan sebagai produk yang asli.
  2. Pemalsuan Desain: Atribut fisk dari barang asli sering ditiru, dan produk tadi kemudian dipasarkan dengan nama merek yang berbeda. Terlepas dari kemiripannya, kinerja produk palsu tidak jarang hampir sama dengan produk aslinya.
  3. Pemalsuan merek dagang atau merek: Barang palsu dipasarkan dengan menggunakan sebuah nama merek yang terkenal, tetapi secara fisik berbeda dari produk yang asli.
  4. Kloning: Modifikasi desain dan/atau nama merek dengan dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga produk yang dimodifikasi sangat mirip dengan barang orisinalnya.
f)       Undang-undang Antipemalsuan
UU antipemalsuan telah diberlakukan di banyak negara. Bagaimanapun lingkup dan efektifitas pelaksanaan berbeda-beda menurut pasarnya. Perjanjian internasional menawarkan suatu jalur yang menarik untukmelindungi hak-hak intelektual. Sayangnya, negara-negara dimana pemalsuan tersebar luas biasanya tidak menjadi pihak-pihak yang ikut dalam perjanjian tersebut. Pengendalian internasional tetap sulit dilakukan.
  1. Strategi Antipemalsuan
a)      Aktivitas-aktivitas lobbying: UU domestik antipemalsuan yang lebih tegas dan pelaksanaan lebih efektif dari regulasi yang ada; sanksi terhadap negara-negara dimana aktivitas produksi produk palsu dan penjualannya tidak terbatas; mendukung UU antipemalsuan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)
b)      Menyerang pemalsu
c)      Selangkah lebih maju dalam pengembangan produk
d)     Kolaborasi
  1. Determinan harga ekspor
Dalam upaya memahami struktur harga, pertama-tama pemasar perlu memeriksa faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi penentuan harga ekspor. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a)      Biaya
b)      Kondisi pasar dan perilaku pelanggan
c)      Kompetisi
d)     Isu-isu hukum dan politis
· Kebijakan umum perusahaan
  1. Penentuan harga ekspor
Biasanya dipengaruhi oleh tiga faktor:
a)      Destinasi harga (yaitu siapa yang bakal membayar harga? Konsumen akhir, distributor independen, anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya, usaha patungan, atau pihak lain lagi)
b)      Sifat produk (yakni, apakah produk merupakan bahan baku atau bahan setengah jadi, komponen, produk jadi, jasa, atau hak milik yang tidak berwujud: paten, merek dagang, formula, dsb)
c)      Mata uang yang digunakan untuk penentuan harga faktur (hard currency atau bukan?)
  1. Cost Plus Pricing
a)      Historical accounting cost method yang mendefinisikan biaya sebagai jumlah semua biaya langsung dan tidak langsung pabrikasi dan overhead. Metode ini mengabaikan permintaan dan kondisi kompetitif di pasar sasaran. Sehingga harga cenderung terlalu tinggi atau terlalu rendah dipandang dari segi pasar dan kondisi pasar. Segi positifnya adalah bahwa metode ini murah, mudah, dan menyenangkan dipakai (jika biaya akuntansi telah tersedia).
b)      Expected future costs. Dalam pendekatan ini, harga yang relevan bukanlah biaya akuntansi historis, melainkan taksiran biaya di masa yang akan datang. Biaya taksiran didasarkan pada asumsi mengenai volume produksi. Karena volume produksi akan bergantung pada volume penjualan dan volume penjualan bergantung pada harga, maka keputusan penentuan harga akan menjadi faktor yang menentukan biaya.
  1. Strategi Penentuan Harga
a)      Market Penetration Pricing
b)      Market Skimming Pricing
c)      Market Holding Pricing. Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar sebuah perusahaan. Strategi ini lebih fokus pada situasi kompetitif di setiap pasar dan daya serap pasar.[1]











KESIMPULAN
Manajemen pemasaran internasional merupakan sebuah area fungsional yang terintegrasi, antara manajemen sumber daya manusia, keuangan, akuntansi, dan manajemen operasional. Maksudnya, dalam hal ini keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam menjalankan strategi pemasaran, tiap perusahaan dapat memilih mana yang paling sesuai bagi produk dan sasaran pasarnya. Misalnya saja dengan mengurangi ongkos atau biaya produksi, penggunaan material dengan biaya yang lebih rendah, dan menentukan margin keuntungan dengan lebih rendah. Bagi beberapa perusahaan, biaya pemasaran yang rendah seringkali dianggap lebih menguntungkan dan membantu mendapatkan profit yang lebih besar dengan menekankan pada kuantitas. Cara ini sering disebut sebagai international business strategy yang menekankan pada cost leadership. Sebuah perusahaan juga dapat mengadopsi sistem lain yang disebut dengan focus strategy. Pada strategi ini, seorang manajer pemasaran akan fokus pada suatu segmen pasar tertentu atau wilayah tertentu. Misalnya saja, produsen jam tangan Swatch memfokuskan pasarnya pada kalangan remaja, sehingga kemudian pemasarannya juga sangat “anak muda”. Perbedaan strategi pemasaran ini merupakan preferensi masing-masing perusahaan, disesuaikan dengan pangsa pasar masing-masing produk.
Selain itu, lokasi pemasaran juga menjadi pertimbangan penting, terkait dengan kestabilan perekonomian dan daya beli serta selera masyarakat di tempat atau negara tersebut. Selain itu, kultur, level kompetisi, jaringan distribusi, dan ketersediaan infrastruktur juga menjadi pertimbangan penting bagi pelaku pemasaran. Setelah menentukan tempat, kemudian diperlukan langkah-langkah yang disebut dengan marketing mix, yang terdiri dari; (1) bagaimana mengembangkan produk perusahaan, (2) bagaimana memberi harga produk tersebut, (3) bagaimana menjual produk tersebut, dan (4) bagaimana mendistribusikan produk tersebut hingga ke konsumen.





DAFTAR PUSTAKA

  1. Kotler,Philip dan Kevin Lane Keller.2002.Manajemen Pemasaran. Jakarta. Erlangga
  2. Gitosudarmo,indriyo.2000.Manajemen Pemasaran.Yogyakarta.BPFE
  3. Alma,Buchari.2007.manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung. Alfabeta
  4. Swastha,Basu dan Irawan.2005.manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta. Liberty
  5. http://id.shvoong.com/business-management/marketing/1986280-beberapa-cara-meningkatkan-kepuasan-konsumen/
  6. materi-pemasaran-internasional-k2-k1-k0_1414.html


[1] materi-pemasaran-internasional-k2-k1-k0_1414.html