PEMASARAN GLOBAL/PEMASARAN INTERNASIONAL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah Manajemen Pemasaran
Disusun oleh :
Charisah (10390106)
Ali Akbar Ayatuloh (10390134)
Bambiny De Andreant ( 08390016)
Dosen :
Joko Setyono, SE .
KEUANGAN ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Pemasaran (marketing) adalah sebuah proses perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, pemberian harga, promosi, dan distribusi ide, barang, dan
jasa yang dapat menciptakan pertukaran (penjualan) yang memuaskan tujuan
individu dan organisasi. Sedangkan pemasaran internasional adalah perpanjangan
dari aktivitas-aktivitas tersebut dengan melintasi batas negara. Agar sebuah
perusahaan dapat melakukan pemasaran yang baik, maka diperlukan manajemen
pemasaran internasional yang baik. Kadangkala marketing atau pemasaran
merupakan bagian yang terpisah dari sebuah perusahaan. Hubungan interrelasi ini
merupakan sebuah hubungan yang vital, sehingga sebuah menajemen pemasaran
internasional harus mampu memahami tujuan sebuah perusahaan, sehingga dapat
bersinergi dengan baik.
Manajemen pemasaran internasional merupakan sebuah area fungsional
yang terintegrasi, antara manajemen sumber daya manusia, keuangan, akuntansi,
dan manajemen operasional. Maksudnya, dalam hal ini keempat elemen tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam menjalankan strategi pemasaran, tiap
perusahaan dapat memilih mana yang paling sesuai bagi produk dan sasaran
pasarnya. Misalnya saja dengan mengurangi ongkos atau biaya produksi,
penggunaan material dengan biaya yang lebih rendah, dan menentukan margin
keuntungan dengan lebih rendah. Bagi beberapa perusahaan, biaya pemasaran yang
rendah seringkali dianggap lebih menguntungkan dan membantu mendapatkan profit
yang lebih besar dengan menekankan pada kuantitas. Cara ini sering disebut
sebagai international business strategy yang menekankan pada cost
leadership. Sebuah perusahaan juga dapat mengadopsi sistem lain yang
disebut dengan focus strategy. Pada strategi ini, seorang manajer
pemasaran akan fokus pada suatu segmen pasar tertentu atau wilayah tertentu.
Misalnya saja, produsen jam tangan Swatch memfokuskan pasarnya pada kalangan
remaja, sehingga kemudian pemasarannya juga sangat “anak muda”. Perbedaan
strategi pemasaran ini merupakan preferensi masing-masing perusahaan,
disesuaikan dengan pangsa pasar masing-masing produk.
Selain itu, lokasi pemasaran juga menjadi pertimbangan penting,
terkait dengan kestabilan perekonomian dan daya beli serta selera masyarakat di
tempat atau negara tersebut. Selain itu, kultur, level kompetisi, jaringan
distribusi, dan ketersediaan infrastruktur juga menjadi pertimbangan penting
bagi pelaku pemasaran. Setelah menentukan tempat, kemudian diperlukan
langkah-langkah yang disebut dengan marketing mix, yang terdiri dari;
(1) bagaimana mengembangkan produk perusahaan, (2) bagaimana memberi harga
produk tersebut, (3) bagaimana menjual produk tersebut, dan (4) bagaimana
mendistribusikan produk tersebut hingga ke konsumen.
Saat sebuah produk dipasarkan secara internasional, maka produk itu
akan bersinggungan dengan bermacam-macam budaya dan karakteristik masyarakat
lokal. Oleh karena itu, kemudian terdapat pertanyaan, haruskah latar belakang
itu menjadikan sebuah produk menjadi harus disesuaikan atau distandarisasi
secara internasional? Terdapat tiga pendekatan untuk menjelaskan hal ini,
yaitu; pendekatan etnosentrisme, pendekatan polisentrisme, dan pendekatan
geosentris. Pendekatan etnosentrisme berpendapat bahwa suatu produk dapat
dipasarkan dengan bentuk yang sama di seluruh negara. Maksudnya, pendekatan ini
percaya bahwa suatu barang yang laku di Negara asalnya akan laku juga
jika dijual di negara lain. Pendekatan polisentrisme menekankan pada
penyesuaian antara suatu produk dengan tempat produk itu dipasarkan. Sedangkan
pendekatan geosentrik menekankan pada standarisasi produk dan strategi
pemasaran sehingga sama di seluruh dunia. Pilihan untuk menstandarisasi maupun customizing
ini merupakan pilihan perusahaan karena memiliki kelebihan dan kekurangan
amsing-masing. Standarisasi memiliki kelebihan di penghematan biaya, baik biaya
pemasaran maupun biaya penelitian dan pengembangan. Sedangkan kustomisasi
memiliki kelebihan dalam penerimaan, karena menyesuaikan dengan perbedaan
legal, perilaku, dan perbedaan kegunaan antara satu negara dengan negara lain.
Dalam mempertimbangkan apakah suatu perusahaan akan memilih untuk
menstandarkan atau menyesuaikan produk, perusahaan tersebut pasti memiliki
beberapa faktor yang menjadi pertimbangan. Pertama, yaitu kekuatan legal.
Misalanya saja di suatu negara terdapat peraturan yang membatasi level alkohol
pada suatu minuman, maka suatu perusahaan bir harus mematuhi aturan itu ketika
akan memasarkan produknya di negara tersebut. Kedua, yaitu pengaruh kultural
yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pengemasan produknya, misalnya,
atau membuat inovasi dengan produk tersebut. Misalnya saja, Mc Donald di Asia
Tenggara menambahkan nasi sebagia menu tambahan di gerai mereka. Ketiga, faktor
ekonomi. Misalnya saja, perusahaan sampo lebih memilih untuk menambah pasokan
produknya dalam bentuk sachet karena lebih terjangaku harganya. Keempat,
merek produk tersebut. Misalnya saja Coca Cola menamakan produknya dengan Diet
Coke saat dijual di Amerika Utara, sedangkan mereka memberi nama produknya Coca
Cola Light saat dijual di negara lain.
Setelah pembuatan produk, maka langakh selanjutnya adalah pemberian
nilai atau pricing. Pada prinsipnya, suatu perusahaan pasti emmiliki
salah satu sistem dari tiga sistem pemberian harga, yaitu standard price
policy, two-tiered pricing, dan market pricing. Pada sistem pertama,
harga suatu barang akan sama sekalipun dijual di negara lain. Sedangkan sistem
kedua adalah dengan menetapkan harga produk jika dipasarkan secara domestik dan
harga produk jika dipasarkan di negara lain. Sedangkan sistem ketiga adalah
pemberian harga berdasarkan pasar di masing-masing tempat dengan tujuan untuk
mencapai keuntungan sebanyak-banyaknya.
Setelah pemberian harga selesai, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan promosi. Promosi ini kemudian dibagi menjadi iklan, penjualan
personal, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat (public relations)
yang disebut sebagai promotion mix. Dalam periklanan terdapat tiga
faktor, yaitu pesan, media, dan parameter. Pesan adalah sesuatu yang ingin
disampaikan oleh pengiklan kepada konsumennya. Sedangkan media adalah sarana
komunikasi yang digunakan oleh produsen untuk menyampaikan pesan. Media ini
dapat berupa media cetak, elektronik, audio, visual, maupun audio visual.
Penggunaan media iklan ini juga dipengaruhi oleh kemmapuan perekonomian suatu
negara. Misalnya saja, di negara maju iklan-iklan banyak dipasang di internet
dan videotron. Selain itu, parameter iklan juga harus jelas, apakah iklan itu akan
digunakan secara global ataukah secara parsial setiap negara. Tentu saja,
kultur akan mempengaruhi hal ini. Nilai-nilai di suatu negara belum tentu dapat
diterapkan secara universal di negara lain. Selain itu, iklan juga dapat
dilakukan dengan cara membangun hubungan masyarakat (public relations)
yang berusaha untuk membangun image baik perusahaan. Logika sederhananya,
ketika citra suatu perusahaan itu baik, maka kepercayaan akan meningkat
sehingga permintaan terhadap produk perusahaan itu akan meningkat.
Langkah terakhir, yaitu distribusi. Distribusi ini menyangkut juga
pilihan tempat dan cara untuk mencapai tempat tersebut. Selain itu, waktu juga
mempengaruhi distribusi barang. Maksudnya, ketika distribusi cepat maka
pelayanan perusahaan tersebut dianggap memuaskan. Selain itu, sebuha perusahaan
juga harus menentukan jaringan distribusi mana yang akan digunakan. Sedikitnya
terdapat empat bagian utama dari distribusi, yaitu; (1) pabrik yang memproduksi
barang atau jasa, (2) wholesaler yang membeli produk dari pabrik dan
menjualnya kembali ke retailer, (3) retailer yang membeli dari
wholesaler dan menjualnya kepada konsumen, dan (4) konsumen yang membeli produk
untuk konsumsi final. Penentuan agen distribusi ini juga merupakan salah satu
pertimbangan bagi produsen agar mendapatkan keuntungan maksimal dan juga
mendapatkan kepuasan pelanggan.
BAB II
PEMBAHASAN
a)
STANDARISASI
Perusahaan memiliki empat
alternatif pokok dalam mendekati pasar internasional, yaitu :
1. Menjual produk seperti yang ada di pasar internasional
2. Memodifikasi produk untuk negara-negara yang berbeda dan/atau
wilayah
3. Merancang produk baru untuk pasar asing
4. Memasukkan segenap perbedaan ke dalam satu desain produk dan
memperkenalkan sebuah produk global.
Perusahaan
dapat mengidentifikasi pasar sasaran potensial dan kemudian memilih produk yang
dengan mudah dapat dipasarkan di luar negeri dengan atau tanpa modifikasi.
Faktor-faktor yang
mendorong standarisasi
1. Skala ekonomis dalam produksi
2. Ekonomis dalam penelitian dan pengembangan
3. Ekonomis dalam pemasaran
4. Mobilitas konsumen
5. Citra negara asal
6. Produk industrial
7. Operasi lewat ekspor
Faktor-faktor yang
mendorong adaptasi produk
1. Kondisi penggunaan yang berbeda
2. Pengaruh pemerintah
3. Tingkat urbanisasi
4. Konvergensi selera
Atribut produk di
pasar internasional
1. Keistimewaan produk
2. Pemberian merek (lokal atau internasional ?)
3. Standar produk
4. Packaging & labelling
b)
Kebijakan Garansi
Garansi
(warranty) adalah janji penjual bahwa produk melakukan apa yang
seharusnya dilakukannya. Garansi merupakan suatu jaminan tertulis berbagai
tanggung jawab produsen manakala sebuah produk tidak berkinerja secara memadai.
Bentuk garansi bisa berupa tanggung jawab atas reparasi atau penggantian
onderdil yang rusak.
Dalam pemasaran
internasional yang menjadi perhatian adalah :
1. Haruskah produsen memberikan garansi yang sama seperti di pasar
domestik ?
2. Haruskah perusahaan mempertahankan garansi yang sama untuk semua
pasar atau mengadaptasinya ?
3. Haruskah perusahaan menggunakan garansi sebagai senjata
kompetitif ?
Tambahan
a)
Garansi produk melindungi
perusahaan terhadap klaim yang tidak masuk akal dengan membatasi kewajiban
perusahaan
b)
Aspek promosional dari garansi
besar kemungkinan berubah dalam pemasaran internasional
c) Segmentasi
Para
pemasar internasional juga memutuskan, berdasarkan atribut sebuah produk,
segmen pasar mana yang akan mereka bidik. Akankah keputusan segmentasi yang
dibuat untuk pasar domestik dapat dibawa ke pasar asing? Perusahaan juga perlu
menetapkan apakah akan menstandarisasi penentuan posisi atau citra sebuah
produk untuk semua negara. Apakah perusahaan ingin menjual kepada segmen
pelanggan yang sama untuk semua negara, atau perusahaan ingin menjual produk
yang sama (produk yang terstandarisasi), tetapi ke segmen yang berbeda di
berbagai negara (karena mungkin produk terstandarisasi menarik bagi segmen yang
berbeda di negara-negara yang berbeda) ?
d) JASA
Setiap
kegiatan, manfaat, dan sebagainya yang pada dasarnya tidak berwujud, ditawarkan
oleh produsen kepada konsumen yang pada dasarnya tidak mengakibatkan
perpindahan hak milik.
Sifat Jasa:
a)
Intangibility
b)
Inseparability
c)
Perishability
d)
Variability
Ciri-ciri khusus Pasar
Internasional untuk Jasa:
a)
Proteksionisme yang lebih besar
b)
Kontak langsung dalam hubungan
pertukaran
c)
Keekonomian lokasi
e) Product Counterfeiting
Merupakan
tindakan penggunaan tanpa izin berbagai bentuk hak milik intelektual dan
industrial seperti hak paten, desain produk, dan merek dagang. Bentuknya antara
lain:
- Bajakan: Desain dan merek dagang barang asli ditiru, dan tiruan tersebut dipasarkan sebagai produk yang asli.
- Pemalsuan Desain: Atribut fisk dari barang asli sering ditiru, dan produk tadi kemudian dipasarkan dengan nama merek yang berbeda. Terlepas dari kemiripannya, kinerja produk palsu tidak jarang hampir sama dengan produk aslinya.
- Pemalsuan merek dagang atau merek: Barang palsu dipasarkan dengan menggunakan sebuah nama merek yang terkenal, tetapi secara fisik berbeda dari produk yang asli.
- Kloning: Modifikasi desain dan/atau nama merek dengan dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga produk yang dimodifikasi sangat mirip dengan barang orisinalnya.
f) Undang-undang
Antipemalsuan
UU
antipemalsuan telah diberlakukan di banyak negara. Bagaimanapun lingkup dan
efektifitas pelaksanaan berbeda-beda menurut pasarnya. Perjanjian internasional
menawarkan suatu jalur yang menarik untukmelindungi hak-hak intelektual.
Sayangnya, negara-negara dimana pemalsuan tersebar luas biasanya tidak menjadi
pihak-pihak yang ikut dalam perjanjian tersebut. Pengendalian internasional
tetap sulit dilakukan.
- Strategi Antipemalsuan
a)
Aktivitas-aktivitas lobbying:
UU domestik antipemalsuan yang lebih tegas dan pelaksanaan lebih efektif dari
regulasi yang ada; sanksi terhadap negara-negara dimana aktivitas produksi
produk palsu dan penjualannya tidak terbatas; mendukung UU antipemalsuan GATT
(General Agreement on Tariffs and Trade)
b)
Menyerang pemalsu
c)
Selangkah lebih maju dalam
pengembangan produk
d)
Kolaborasi
- Determinan harga ekspor
Dalam
upaya memahami struktur harga, pertama-tama pemasar perlu memeriksa
faktor-faktor mendasar yang mempengaruhi penentuan harga ekspor. Faktor-faktor
tersebut diantaranya :
a)
Biaya
b)
Kondisi pasar dan perilaku
pelanggan
c)
Kompetisi
d)
Isu-isu hukum dan politis
· Kebijakan umum perusahaan
- Penentuan harga ekspor
Biasanya dipengaruhi oleh
tiga faktor:
a)
Destinasi harga (yaitu siapa
yang bakal membayar harga? Konsumen akhir, distributor independen, anak
perusahaan yang dimiliki seluruhnya, usaha patungan, atau pihak lain lagi)
b)
Sifat produk (yakni, apakah
produk merupakan bahan baku atau bahan setengah jadi, komponen, produk jadi,
jasa, atau hak milik yang tidak berwujud: paten, merek dagang, formula, dsb)
c)
Mata uang yang digunakan untuk
penentuan harga faktur (hard currency atau bukan?)
- Cost Plus Pricing
a)
Historical accounting cost
method yang mendefinisikan biaya sebagai jumlah semua biaya langsung dan tidak
langsung pabrikasi dan overhead. Metode ini mengabaikan permintaan dan kondisi
kompetitif di pasar sasaran. Sehingga harga cenderung terlalu tinggi atau
terlalu rendah dipandang dari segi pasar dan kondisi pasar. Segi positifnya
adalah bahwa metode ini murah, mudah, dan menyenangkan dipakai (jika biaya
akuntansi telah tersedia).
b)
Expected future costs. Dalam
pendekatan ini, harga yang relevan bukanlah biaya akuntansi historis, melainkan
taksiran biaya di masa yang akan datang. Biaya taksiran didasarkan pada asumsi
mengenai volume produksi. Karena volume produksi akan bergantung pada volume
penjualan dan volume penjualan bergantung pada harga, maka keputusan penentuan
harga akan menjadi faktor yang menentukan biaya.
- Strategi Penentuan Harga
a)
Market Penetration Pricing
b)
Market Skimming Pricing
c)
Market Holding Pricing.
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar sebuah perusahaan.
Strategi ini lebih fokus pada situasi kompetitif di setiap pasar dan daya serap
pasar.[1]
KESIMPULAN
Manajemen pemasaran internasional merupakan sebuah area fungsional
yang terintegrasi, antara manajemen sumber daya manusia, keuangan, akuntansi,
dan manajemen operasional. Maksudnya, dalam hal ini keempat elemen tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam menjalankan strategi pemasaran, tiap
perusahaan dapat memilih mana yang paling sesuai bagi produk dan sasaran
pasarnya. Misalnya saja dengan mengurangi ongkos atau biaya produksi,
penggunaan material dengan biaya yang lebih rendah, dan menentukan margin
keuntungan dengan lebih rendah. Bagi beberapa perusahaan, biaya pemasaran yang
rendah seringkali dianggap lebih menguntungkan dan membantu mendapatkan profit yang
lebih besar dengan menekankan pada kuantitas. Cara ini sering disebut sebagai international
business strategy yang menekankan pada cost leadership. Sebuah
perusahaan juga dapat mengadopsi sistem lain yang disebut dengan focus
strategy. Pada strategi ini, seorang manajer pemasaran akan fokus pada
suatu segmen pasar tertentu atau wilayah tertentu. Misalnya saja, produsen jam
tangan Swatch memfokuskan pasarnya pada kalangan remaja, sehingga kemudian
pemasarannya juga sangat “anak muda”. Perbedaan strategi pemasaran ini
merupakan preferensi masing-masing perusahaan, disesuaikan dengan pangsa pasar
masing-masing produk.
Selain itu, lokasi pemasaran juga menjadi pertimbangan penting,
terkait dengan kestabilan perekonomian dan daya beli serta selera masyarakat di
tempat atau negara tersebut. Selain itu, kultur, level kompetisi, jaringan
distribusi, dan ketersediaan infrastruktur juga menjadi pertimbangan penting
bagi pelaku pemasaran. Setelah menentukan tempat, kemudian diperlukan
langkah-langkah yang disebut dengan marketing mix, yang terdiri dari;
(1) bagaimana mengembangkan produk perusahaan, (2) bagaimana memberi harga
produk tersebut, (3) bagaimana menjual produk tersebut, dan (4) bagaimana
mendistribusikan produk tersebut hingga ke konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
- Kotler,Philip dan Kevin Lane Keller.2002.Manajemen Pemasaran. Jakarta. Erlangga
- Gitosudarmo,indriyo.2000.Manajemen Pemasaran.Yogyakarta.BPFE
- Alma,Buchari.2007.manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung. Alfabeta
- Swastha,Basu dan Irawan.2005.manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta. Liberty
- http://id.shvoong.com/business-management/marketing/1986280-beberapa-cara-meningkatkan-kepuasan-konsumen/
- materi-pemasaran-internasional-k2-k1-k0_1414.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar